Sudah lama tebar bunga tak sampai pada raja,
karena angin tak pernah jua sampaikannya
melalui semilir dingin angin lembut
pada segarnya wangi tanah di pelataran pagi.
Sudah lama pula tetes hujan
tak jatuh pada dua keping hati
yang berpadu indah
di dalam katupan mati kerang pantai pasir putih.
Karena kegersangan yang dahulu merambah
denyut jantung bumi
yang makin tua dalam kesendirian.
Sudah lama pula tak kulihat
rona hati yang merona
membuncahkan rasa cinta
yang menyeruak indah,
menghujani bumi
dengan senyum dan tajam tatap matanya.
Karena telah lama batin mengeras
memunculkan segala ego
yang bergumul dalam asa.
Tuhan,
aku mencintainya hari ini,
Tuhan,
aku mencintainya esok hari,
dan Tuhan,
aku mencintai dia
untuk selama-lamanya.
Suatu Hari Nanti
Suatu hari nanti,
aku akan memiliki malam-malammu.
Saat ku terjaga di gelapnya penghujung malam,
ada kau dalam horison pandangku.
Tertidur dengan senyum menghias
keteduhan cintamu.
Saat itu,
kau akan berada dalam dekapku.
Dan aku tak akan pernah
merenggangkan pelukanku.
Karena begitu takutnya kehilangan dirimu.
Dan aku akan berbisik lembut di telingamu,
"Kasih, hujan cintaku padamu takkan pernah reda."
Lalu ku kecup keningmu,
dan membiarkanmu merengkuhku makin dalam,
ke dalam cinta.
Meski sejenak bertemu, aku bahagia bisa
kembali melihatmu
Di batas-batas kerinduan dan kehampaan tak terasa airmata menetes di
pipiku
Hati yang mati suri, tiba-tiba terjaga dan berkata bahwa sesungguhnya
rasa masih
ada
Baru kumengerti bahwa rasa tak pernah pergi dan sepertinya takkan
terganti
Sekeras apapun kumencoba, selemah apapun daya tuk mengingatnya
Hati miliki pilihannya sendiri yang tak bisa diatur oleh akal
Kukira aku sudah berhenti berharap di sekian waktu yang lalu
Kukira aku tak punya lagi hasrat untuk bertemu
KukiraĆ¢€¦ aku takkan lagi melihatmu seindah seperti dulu
Hingga kemarin aku tahu bahwa segalanya tak ada yang berubah
Hanya setumpuk perkiraanku saja yang salah